Postingan

buku Fikih Siswa kelas 3 MI Revisi1 by Mushohihul Khasanat on Scribd
Hukum Bersuci Setelah Haid Hukum bersuci atau mandi setelah haid adalah wajib sesuai dengan perintah agama. Tanda bahwa seorang perempuan telah suci dari haid apabila sudah tidak ada darah yang mengalir, sudah tidak ada bekas bercak darah berwarna kecokelatan. Setelah tidak ada bercak darah, wajib bagi setiap perempuan untuk mandi mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang artinya : Rasulullah saw berkata kepada Fatimah binti Abu Hubaisy:“Apabila datang haid itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat dan apabila habis haid, hendaklah engkau mandi kemudian shalat. (HR. Bukhari) Yang diwajibkan mandi hadas besar bukan hanya orang yang selesai haid tetapi juga beberapa sebab, di antaranya: a. Keluar mani/sperma atau mimpi basah bagi laki-laki. b. Selesai nifas, darah yang keluar setelah melahirkan dengan masa keluar paling lama 60 hari, dan umumnya adalah 40 hari. c. Selesai jima’(berhubungan antara suami istri) baik keluar mani ataupun ti

Pelajaran Fikih kelas 5 bab haid

FIKIH MI KELAS 5 Pelajaran 1 Bersuci dan Haid A. Pengertian, waktu dan hal-hal yang dilarang bagi perempuan yang haid 1. Pengertian Haid Menurut bahasa, haid artinya aliran atau sesuatu yang mengalir. Sedangkan menurut istilah adalah darah yang keluar dari rahim perempuan pada waktu-waktu tertentu. Jadi darah haid bukan darah penyakit (istihadhah) atau darah yang keluar setelah melahirkan, melainkan darah yang keluar secara rutin setiap bulan dengan waktu tertentu. darah haid disebut juga darah kotoran. Firman Allah dala al-Qur’an serah al-Baqarah ayat 222 yang Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor’. Karena itu jauhilah istri pada waktu haid, dan jangan kamu dekati mereka sebelum suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang taubat dan menyukai orang yang menyucikan diri”. (QS. Al-Baqarah ayat 222) Adapun ciri-ciri

FIQIH IBADAH SHALAT BERJAMA'AH

Gambar
Gambar
DONGENG: Sang Kancil dengan Buaya Pada zaman dahulu Sang Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah bersedia membantu kapan saja. Suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan. Lalu, ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil. Kancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila terasa capai, ia ber